M. Zaelani Muttaqin
Dipentaskan pada Acara PAHI 2011
Narator : Pada suatu hari disebuah desa yang indah dan bersemi, terlihat (Rijal, Umma, dan Ikhwan) sedang membersihkan halaman. Sambil membersihkan halaman mereka berbincang-bincang.
Rijal : Hai teman-teman, lihatlah matahari yang selalu menyinari mahkluk yang ada di bumi.
Umma : Iya donk, tanpa adanya matahari kita semua tidak bisa hidup, termasuk pohon ini.
Ihkwan : Tapi kenapa pohon ini selalu mengotori halaman ini?
Rijal : Meskipun pohon ini selalu mengotori, tapi banyak manfaat yang dapat diambil.
Umma : Betul, contohnya: kalau tidak ada pohon ini, suasana halaman akan terasa gersang.
Ihkwan : kalau pohon ini tebang, tenaga yang kita miliki tidak terkuras untuk membersihkan halaman.
Rijal : Tenaga yang kita keluarkan akan bernilai ibadah, meskipun capek.
“hayatuna kulluha ibadatun – Hidup kami hanya untuk ibadah”
Umma : Iya donk, bukankah kebersihan itu sebagian daripada iman.
“annadza patu minal iman – kebersihan sebagian daripada iman”
Ikhwan : Oh. . . iya yah! Kalau begitu ayo kita teruskan membersihkan halamannya.
SEGMEN 2
Narator : Ketika sedang membersihkan halaman, datanglah Jahal dan lahab mereka makan sambil berjalan.
Jahal : Ehm. . . . . .Enaknya makananku
Lahab : Pasti kalian mau, ha. . . ha. . .ha
Ikhwan : Heh, kalau makan jangan sambil berdiri.
Jahal : Terserah, ini makanan saya.
Lahab : Jangan syirik jadi orang.
Rijal : Tenang wan, eh hab . . . ada hadist yang mengatakan
“laa ta’kul qo iman – janganlah engkau makan sambil berdiri”
Umma : Betul, bukankah kalian orang islam, kalau kalian orang non islam kita tidak akan mengingatkan.
Jahal : Jangan sok alim jadi orang
Lahab : Baru punya ilmu sedikit belagu.
Ikhwan : heh dibilangin malah ngajak berantem.
Rijal : Tenang wan! Hab Kita bukan sok alim, terserah kalian mau bilang apa. Yang jelas sesama muslim harus saling mengingatkan.
Umma : jangan salahkan kita kalu kalian mendapatkan mendapatkan azab.
Jahal : Alah . . . . ngobrol sama kalian tidak akan beres-beres.
Lahab : kita pergi saja hal?
Jahal : ayo hab, kita cari tempat yang aman.
SEGMEN 3
Narator : jahal dan Lahab pun pergi meninggalkan halaman, tidak lama kemudian datanglah Amer, Aisyah, dan Siti. Membawa ala-alat kebersihan.
Amer : Assalamu alaikum?
Semua : (serentak menjawab) Waalaikum salam
Rijal : bawa apa itu mer?
Amer : ini kami bawa alat-alat kebersihan
Umma : aduh. . . pasti bawanya repot
Aisyah : Alhamdulillah enggak kok
Amer : Jal, kenapa dengan ikhwan. Kok diam saja?
Rijal : Oh. . . tadi ada Jahal dan Lahab mereka makan sambil berdiri, kami sudah mengingatkan tapi mereka tidak menerimanya.
Umma : betul, kalau kita tidak sabar pasti kami sudah berantem
Siti : Bukankah Allah menyukai orang-orang yang sabar
“innalloha mangassabirin – Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar”
Amer : Betul wan, jangan memendam kemarahan.
Ikhwan : Awalnya saya ingin menebang pohon ini, tapi saya sadar ternyata pohon ini banyak manfaatnya
Siti : Oleh karena itu wan, ayo kita laksanakan dengan hati yang ihklas.
Rijal : betul kawan-kawan?
Semua : iya betul
Narator : Alhamdulillah halaman akhirnya bersih, dan kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya berbahagialah bagi orang-orang yang memiliki hati yang ikhlas, walau manusia diciptakan berbeda sifat semuanya akan di pertanggung jawabkan di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar